Analisis Peluruhan Gempabumi Susulan di Selat Sunda pada Tanggal 23 Mei 2021
Abstract
Pada tanggal 23 Mei 2021 terjadi gempa ganda (double earthquake) di Selat Sunda dan dirasakan oleh masyarakat yang berdomisili di Kalapnunggal, Sukabumi, Labuan, Munjul, Rangkasbitung, Banjarsari, Cileles, Cirinten, dan Bayah sekitar II-III MMI. Berdasarkan analisis Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), gempa ganda ini terjadi pada pukul 10.48.15 WIB dan 10.50.51 WIB dengan magnitudo M5.0 dan M5.4, kedalaman 10 km, episenter gempa pertama pada 6.54° LS dan 105.47° BT dan gempa kedua di 6,54° LS dan 105,46° BT. Gempa ganda ini cukup banyak menghasilkan gempa susulan, setidaknya ada 51 kali gempa susulan yang kami analisis dalam tulisan ini. Dalam studi ini, kami memperkirakan peluruhan gempa menggunakan data gempa susulan dengan 4 hubungan skala empiris: 1) Metode Omori; 2) Metode Mogi 1; 3) Metode Mogi 2, dan 4) Metode Utsu. Data gempabumi diperoleh dari BMKG. Hasil penelitian ini, gempa susulan diperkirakan berakhir pada: hari ke-13 dengan metode Omori (5 Juni 2021), pada hari ke-9 dengan Mogi I (1 Juni 2021), pada hari ke-8 dengan Mogi II (31 Mei 2021) dan pada hari ke 9 menurut metode Utsu (1 Juni 2021). Metode Mogi I dan Utsu relatif lebih sesuai dengan peluruhan gempa susulan sebenarnya.