Keanekaragaman Burung Air di Kawasan Ekowisata Mangrove Gunung Anyar Surabaya, Indonesia: Studi Kasus Program Asian Waterbird Census 2024
Keywords:
Lahan Basah, Birdwatching, Egretta garzetta, Chlidonias leucopterus, KonservasiAbstract
Kawasan mangrove di Indonesia memiliki potensi keanekaragaman dan konservasi burung karena memiliki fungsi sebagai penyedia sumber makanan dan pendukung dalam rute migrasi global burung air. Mangrove gunung anyar Surabaya merupakan kawasan ekowisata berbasis konservasi sehingga dapat dilaksanakan kegiatan pengamatan burung air yang bertujuan untuk mempelajari keanekaragaman spesies serta status konservasi burung air di kawasan tersebut. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 28 Februari 2024 pukul 06.00 WIB hingga pukul 11.00 WIB menggunakan metode observasi dengan pendekatan Birdwatching di dua titik kawasan ekowisata mangrove gunung anyar Surabaya. Analisis data menggunakan metode deskriptif kuantitatif dengan cara menghitung indeks keanekaragaman Shannon-Wiener (H’) dan indeks kelimpahan relatif (KR) spesies burung yang tercatat di kawasan tersebut . Hasil penelitian ini menemukan 9 (Sembilan) spesies burung air yang tergolong ke dalam 5 (Lima) famili. Indeks keanekaragaman burung air di wilayah ekowisata mangrove gunung anyar Surabaya tergolong dalam kategori sedang dengan nilai indeks 1,53. Egretta garzetta merupakan spesies yang memiliki indeks keanekaragaman (H’) serta kemelimpahan relatif spesies (KR) tertinggi dengan nilai H’ 0.36 dan KR 44,44% dengan jumlah 72 individu teramati, sedangkan Actitis hypoleucos merupakan spesies yang memiliki indeks keanekaragaman (H’) serta kemelimpahan relatif spesies (KR) terendah dengan nilai H’ 0.03 dan KR 0,62% dengan jumlah 1 individu teramati. Diantara 9 (Sembilan) spesies burung air yang ditemukan di kawasan ekowisata mangrove gunung anyar Surabaya, berdasarkan status perlindungan di indonesia 1 (Satu) spesies yaitu Chlidonias leucopterus tergolong spesies yang dilindungi.