Pengendalian Virus Keriting pada Pertanaman Cabai (Capsicum frutescens L.) Varietas San Marino Menggunakan Minyak Cengkeh (Syzygium aromaticum) di Lahan Konversi Organik BBPP Ketindan
Keywords:
penyakit tanaman, pertanian, pestisida alami, resistensi tanamanAbstract
Produksi cabai rawit (Capsicum frutescens L.) di Indonesia mengalami tantangan berupa serangan virus keriting yang secara signifikan menurunkan kualitas dan kuantitas hasil panen. Virus ini umumnya disebarkan oleh hama vektor, menyebabkan kerugian ekonomi yang substansial bagi petani. Upaya pengendalian virus dengan metode konvensional menggunakan pestisida kimia dinilai dapat menimbulkan dampak buruk terhadap lingkungan dalam jangka panjang. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan potensi munculnya serangan virus keriting pada tanaman cabai rawit yang berada di lahan konversi organik dan pengaruh minyak cengkeh (Syzygium aromaticum) dalam pengendalian virus keriting. Metode yang digunakan mencakup penyemprotan minyak cengkeh dengan konsentrasi 5 ml per 9 liter air, yang diterapkan setiap dua hari sekali selama enam minggu, pada usia tanaman 65 hingga 120 HST. Parameter yang diamati adalah jenis insekta yang didapati pada tanaman, kondisi lingkungan, dan jumlah kerusakan tanaman akibat terserang virus keriting, selanjutnya data dianalisis secara deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa munculnya serangan virus keriting pada tanaman cabai rawit di lahan konversi organik diawali dengan keberadaan hama vektor. Penggunaan minyak cengkeh berpengaruh secara signifikan dalam mengendalikan virus keriting, dengan mengurangi jumlah tanaman cabai yang terserang dari 36 tanaman menjadi 9 tanaman dalam kurun waktu enam minggu. Persentase penurunan jumlah tanaman yang terserang setelah diberikan perlakuan minyak cengkeh adalah 75%. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa minyak cengkeh tidak hanya berpengaruh dalam mengurangi jumlah tanaman yang terinfeksi secara signifikan, tetapi juga menawarkan metode pengendalian yang efisien dan ramah lingkungan.