Upaya Konservasi Genetik Cavia porcellus Melalui Penyimpanan Semen Menggunakan Kuning Telur Ayam Kampung dan Bebek

Authors

  • Elyana Lestari Universitas Negeri Surabaya
  • Sulthanah Nabilah Universitas Negeri Surabaya
  • Lisa Rohmatul Ullah Universitas Negeri Surabaya
  • Eka Resi Kurniawan Universitas Negeri Surabaya
  • Reyna Novita Sari Universitas Negeri Surabaya
  • Nur Ducha Universitas Negeri Surabaya

Keywords:

kualitas semen, marmut, pengencer, makroskopis, spermatozoa, mikroskopis

Abstract

Pentingnya konservasi material genetik dengan teknologi penyimpanan semen menjadi tahapan awal pemulihan reproduksi demi mempertahankan material genetik jantan dari berbagai spesies hewan menggunakan metode pengawetan. Salah satu metode konservasi marmut yang inovatif adalah melalui penyimpanan material genetik berupa spermatozoa. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh dan perbandingan jenis pengencer kuning telur ayam kampung dan bebek terhadap kualitas semen marmut terhadap kualitas semen marmut (Cavia porcellus). Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimental dengan rancangan acak lengkap (RAL) menggunakan dua perlakuan pengencer yaitu kuning telur ayam kampung dan kuning telur bebek. Sampel semen diperoleh dari seekor marmut jantan melalui proses pembedahan saluran kelamin. Pengujian dilakukan secara makroskopis meliputi pH, warna, bau, kekentalan, volume dan mikroskopis meliputi motilitas, viabilitas, integritas membran. Data dianalisis menggunakan ANOVA dan uji lanjut Duncan dengan aplikasi SPSS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sperma marmut dengan  pengencer kuning telur bebek dapat bertahan selama 2 hari dengan nilai motilitas antara 70,4a hingga 65ab, sedangkan  pengencer kuning telur ayam kampung dapat bertahan selama 4 hari dengan nilai motilitas antara 71,4a hingga 67,3ab. pH semen marmut sebelum dilakukan pengenceran memiliki pH 7 (netral) dengan nilai motilitas sebesar 90%. Jenis pengencer mempengaruhi cepat lambatnya kematian semen. Berdasarkan hasil penelitian pengencer dengan campuran kuning telur ayam kampung menunjukkan daya tahan hidup yang lebih lama dibandingkan pengencer kuning telur bebek. Penelitian ini menunjukkan potensi penggunaan bahan pengencer alami dalam upaya konservasi material genetik marmut melalui teknologi penyimpanan semen.

Downloads

Published

2025-01-08