Efektivitas Konsumsi Herbal Sebagai Alternatif Mengatasi Penyakit Tidak Menular
Kata Kunci:
herbal, penyakit tidak menular, metabolit, dosis, sehatAbstrak
Herbal banyak digunakan sebagai obat alternatif, antara lain penyakit tidak menular karena harganya murah dan dianggap aman dikonsumsi. Herbal mengandung metabolit primer maupun sekunder. Keberadaan keduanya menjadi fokus penelitian saat ini. Penyakit tidak menular berkaitan dengan fungsi-fungsi tubuh, yang melibatkan protein (antara lain enzim, hormon dan reseptor) dalam pengaturannya yang bermasalah. Penelitian herbal sebagai kandidat obat banyak mentarget berbagai macam protein tersebut. Untuk menjadikan sebagai obat, suatu tanaman secara ilmiah harus dilakukan uji dalam bentuk penelitian. Uji ini banyak berkaitan dengan penurunan dan atau penaikan fungsi suatu bagian tubuh menuju perbaikan menuju sehat. Fungsi ini dipantau dari tingkat variabel tertentu, misalnya glukosa darah, kolesterol, jumlah sel dan lain-lain (tergantung pada macam penyakitnya). Dengan kata kunci “aman”, banyak penderita berbondong-bondong menggunakan suatu herbal tertentu untuk mengatasi atau mengurangi penyakitnya. Hal ini perlu diwaspadai, karena mengonsumsi herbal sebagai obat juga bisa berefek negatif, jika penggunaannya tidak mengacu pada standar yang seharusnya. Efek ini antara lain jumlah kematian sel normal, sehingga merusak organ target maupun selain target. Kondisi ini berkaitan dengan macam senyawa yang terkandung, dosis maupun lama pemberian perlakuan. Untuk menghindari hal tersebut, dalam mengonsumsi herbal harus dipastikan herbal telah melampaui prosedur standar penyiapan obat, terutama penetapan batas optimum penggunaannya dalam hal dosis dan lama waktu konsumsi untuk mencapai kondisi sehat. Kondisi sehat yang dimaksud adalah variabel target mencapai level normal untuk hewan/manusia.