Facing Political Disinformation and Misinformation in the 2024 Regional Head Elections: The Strategic Role of Muslimat NU and Muhammadiyah
Menghadapi Disinformasi Politik dalam Pemilihan Kepala Daerah 2024: Peran Strategis Muslimat NU dan Muhammadiyah
Keywords:
disinformation, misinformation, Muslimat NU, Muhammadiyah, Digital literacyAbstract
Disinformasi dan misinformasi politik telah menjadi ancaman signifikan bagi demokrasi, terutama dalam konteks pemilihan umum di Indonesia. Penelitian ini mengeksplorasi peran kelompok keagamaan Muslimat NU dan Muhammadiyah di Kalimantan Selatan dalam menghadapi disinformasi menjelang pemilihan kepala daerah 2024. Melalui pendekatan kualitatif dengan metode diskusi kelompok terfokus (FGD), penelitian ini mengkaji strategi yang diterapkan oleh kedua organisasi dalam mengedukasi anggota mereka tentang literasi digital dan politik, serta mengedepankan prinsip "tabayyun" sebagai bentuk verifikasi informasi. Temuan menunjukkan bahwa kedua kelompok ini memiliki peran krusial sebagai agen literasi dalam komunitas, dengan pendekatan yang berbeda namun saling melengkapi. Muslimat NU menekankan pada edukasi rutin dan konsultasi, sementara Muhammadiyah memfokuskan pada prinsip kehati-hatian dalam menyaring informasi. Studi ini juga menemukan bahwa rendahnya literasi digital di kalangan masyarakat menjadi tantangan utama dalam mencegah penyebaran disinformasi. Hasil penelitian ini memberikan wawasan tentang pentingnya kolaborasi antara pemerintah dan kelompok keagamaan dalam meningkatkan literasi digital guna menjaga integritas demokrasi. Rekomendasi kebijakan diusulkan untuk memperkuat peran kelompok keagamaan dalam mendukung proses pemilihan yang adil dan transparan.