Komunikasi Verbal Dan Nonverbal: Tindakan Dan Ekspresi Pengemis
Keywords:
Pengemis, kemiskinan, masalah sosialAbstract
Komunikasi pengemis merupakan fenomena yang kompleks karena melibatkan aspek sosial, ekonomi,
dan psiko-sosial. Tujuan penelitian ini ingin memaparkan cara berkomunikasi pengemis di Surabaya yang tinggal
di Ketintang dengan metode fenomenologi. Metode fenomenologi ini adalah upaya memberikan kesempatan
mengekspresikan diri bagi pengemis secara alami dengan pertanyaan pancingan guna mendalami latar belakang
pengemis. Penelitian ini dimulai dengan observasi hingga wawancara mendalam. Hasil penelitian
mengungkapkan, (1) Pengemis mengucapkan harapan-harapan kepada pejalan kaki. (2) Pengemis menggunakan
wadah uangnya untuk mencari sensasi. (3) Pengemis menggunakan bahasa yang sederhana. (4) Pengemis
menggunakan nada yang sarkasme. (5) Pengemis menggunakan istilah tertentu. (6) Pengemis menggunakan
bahasa tubuh. (7) Pengemis menggunakan ekspresi memelas. (8) Pengemis menggunakan pakaian yang kumuh.
(9) Penegmis menggunakan simbol-simbol nonverbal. (10) Pengemis memanipulatif dengan mengosongkan
wadah uangnya. Diperhatikan bahwa pengemis yang berada di Ketintang ini adalah pengemis yang sudah lanjut
usia. Pengemis dapat mengatur lokasi dan jam kerja mereka sesuai keinginan.Walaupun pendapatannya tidak
pasti dan tidak menentu, pengemis mendapatkan uang setiap hari dari aktivitasnya. Dalam hal penampilan,
mayoritas pengemis membuat penampilannya dengan mengenakan pakaian yang sudah lusuh. Berbagai faktor,
termasuk biologis, psikologis, sosialisasi, ekonomi, sosial, dan aturan dan hukum, memengaruhi keberlangsungan
aktivitas mengemis ini.