Identitas Cosplayer Anime di Surabaya
Keywords:
cosplayer, anime, budaya, identitasAbstract
Munculnya fenomena cosplay tentu saja memunculkan sebuah istilah dan identitas baru, yaitu cosplayer. Fenomena ini tentunya perlu diteliti dan dikaji lebih lanjut dan detail, karena banyak orang yang menyebut dirinya sebagai cosplayer hanya dengan memakai kostum karakter anime di sebuah acara cosplay. Maka, penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah benar seseorang yang ingin menjadi seorang cosplayer hanya membutuhkan kostum lalu memakainya di sebuah acara, atau apakah ada hal lain yang harus dipenuhi ketika seseorang ingin menyebut dirinya sebagai seorang cosplayer. Penelitian ini tentunya memiliki pembaruan atau kebaruan dari penelitian-penelitian yang sudah ada sebelumnya, karena penelitian ini akan lebih fokus untuk menggali lebih dalam mengenai identitas orang yang menyebut dirinya sebagai cosplayer. Surabaya menjadi daerah yang menarik untuk diteliti karena Surabaya sering menjadi tuan rumah berbagai acara budaya pop, termasuk festival cosplay. Penelitian ini menggunakan metode fenomenologi kualitatif, yaitu metode pendekatan yang berfokus pada pemahaman pengalaman hidup individu atau kelompok mengenai peristiwa yang pernah dialaminya. Alasan digunakannya metode kualitatif adalah karena penelitian ini akan cenderung mengambil pengalaman seseorang terhadap suatu peristiwa terkait. Tujuan dari metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah untuk menggali makna yang lebih dalam dari pengalaman individu tersebut. “Metode penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis maupun lisan dari orang-orang yang diamati” (Moleong, 2018). Beberapa aspek penting yang perlu diperhatikan dalam metode Fenomenologi adalah berfokus pada pengalaman subjektif, melakukan wawancara, memahami dan mendeskripsikan makna dari pengalaman tersebut. Kesimpulan dari penelitian ini adalah perlunya penelitian lebih lanjut mengenai individu yang menyebut dirinya sebagai cosplayer.